Kiamat Versi Riris

Selasa, 02 April 2013

21-12-2012 issue-issue kiamat yang terjadi pada hari ini sudah ada dari awal tahun 2012. Saya sebagai orang beragama islam, amat sangat tidak percaya dengan issue ini karena di Alquran jelas tertulis kalau hanya Allah yang tahu kapan kiamat akan datang.

Tapi….. ternyata… ada beberapa kejadian hari ini yang saya anggap sebagai kiamat versi riris.

Sebelumnya, mari kita flash back ke hari kamis sore, saya terpaksa balik ke cikarang walau jumat pagi ada kuliah, tekad sudah bulat untuk balik karena alasan yang cukup konyol, saya mau mengembalikan sepatu ibu yang saya pinjam untuk UAS OM karena sabtu pagi ibu mau pake itu sepatu untuk olahraga, *padahal kan jumat masih bisa lo balikin tuh sepatu?kenapa gitu harus kamis sore?*  ya ya ya bener sih riris masih bisa balikin sepatunya hari jumat agar tidak bolak-balik tapi kan saya mau cuci sepatunya. Beruntung kuliah jam 3 tidak ada dosen dan saya balik ke cikarang naik kereta jam 16.20. Hari kamis masih indah dengan kehidupan saya yang sama seperti kamis-kamis sebelumnya (kuliah, pulang ke cikarang, dijemput babeh), sampai akhirnya saya masih tidur nyenyak malam itu.

Jumat Pagi…… 04.30 WIB

Males banget sebenernya untuk bangun dari tempat tidur, rasa lelah dari badan atas hari kemarin belum pergi meski semalam sudah tidur lebih awal. Tapi berhubung saya jadi penanggungjawab matakuliah statistika dan hari itu ada matakuliah statistika tambahan jam 08.30 jadi saya mencoba melawan rasa malas dengan mengingat muka dosen statistika (biar semangat) , disamping itu juga jam 10 ada UAS matakuliah orientasi baru dalam PLB, butuh waktu 20 menit saya meyakinkan hati untuk tidak malas.

Jam 05.00 orangtua yang ternyata belum pada bangun pun saya abaikan. Semua lampu di rumah saya nyalain supaya rasa takut dan keparnoan  terhadap hal-hal mistis hilang. *Beep* bunyi hp yang menandakan bahwa ada sms masuk, “hari ini jadi kuliah statistika??” dosen sms dan dengan semangatnya saya balas “Jadi pak di 309” tapi semangat luntur saat beliau kembali balas sms  dengan isi “309 dipakai seminar, coba cari ruangan lain, mungkin di 310”. Oh Allah, saya yang udah tahu akan sampai UNJ jam 8.15 udah mulai merasakan hawa BT untuk segera mencari-cari kelas kosong ketika sampai kampus. Akhirnya segera saya mengumpulkan arwah sambil menikmati air dingin kamar mandi yang mendarat ditubuh ini. Cukup 15 menit untuk mandi, pakai baju, menyiapkan semua yang akan saya bawa dan jam 05.30 saya berangkat ke stasiun. Ya seperti biasa, saya lebih memilih naik kereta untuk hemat biaya.

Kereta telat 10 menit mengakibatkan saya telat sampai kampus. Sms dan whatsapp teman-teman mulai ramai mendarat di hp dengan isi yang hampir sama yaitu menanyakan “di ruang berapa kuliah statistika?”. Muka teman-teman terbayang di otak, pasti mereka pada duduk di loby selama belum dapet ruangan.
Sabar… sabar… saya yang biasanya  ngedumel kalo sopir metromini ngebut, sekarang malah berdoa biar ini sopir ngebut tanpa ngerem kalo perlu, agar saya cepat sampai kampus.

08.20 saya sampai kampus, turun metromini, segera lari-lari melewatin jembatan penyebrangan, melewatin gedung G,  fakultas bahasa dan sastra, etc. Dengan aura yang tidak indah akhirnya saya sampai fip, buru-buru naik ke lantai 3 untuk menemu teman yang pada duduk ngampar di loby lantai 3, disana teman-teman sudah pada menunggu, tatapan mereka seakan-akan bertanya “kita kuliah dimana ini woy”, tanpa sempet minta maaf ke mereka, saya langsung lari-lari mencari ruangan, dan benar kata orang kalau tidak ada usaha yang sia-sia, terbukti setelah saya heboh mondar-mandir akhirnya saya berhasil menemukan kelas tak berpenghuni di 327, meskipun bukan ruangan plb tapi lumayan lah bisa saya pakai sebentar untuk kuliah statistika. Lcd, kabel, buku absen sudah siap. Tapi… dosen???? Ya, mana ini dosen, saya belum melihat batang hidungnya dari tadi. Akhirnya dengan sabar saya menunggu beliau depan kajur.

Cukup lama saya menunggu hingga jenuh dan memutuskan untuk balik lagi ke kelas, di kelas teman-teman sudah heboh dengan pembicaraan mereka masing-masing, sampai akhirnya jam 09.30 dosen  datang. Ya ampun si bapak, entah apa yang membuat dia datang telat. Posisi meja yang tidak tepat membuat saya harus mendorong-dorong meja agar deket dengan stopkontak, maklum lah dosen ini selalu charger laptopnya ketika menjelaskan materi. Tubuh yang mulai capek saya abaikan ketika saya sadar jika beliau juga butuh kabel rol, tapi kabel rol habis di jurusan, saya sudah memberikan penjelasan ke dosen tersebut dan beliau malah nyuruh saya untuk tetap mencari kabel rol yang tidak terpakai di jurusan.  Lagi!!! saya pun turun ke lantai 2 sembari lari-lari hanya untuk sebuah kabel rol. Alhamdulillah saya mendapatkan ini kabel, meskipun harus memelas ke dosen lain untuk meminjamnya. saya sudah senyum sumringah di bangku seakan siap menerima kuliah pagi itu, tapi senyum saya hanya berlangsung beberapa detik, setelah saya tau bahwa kabel lcd nya rusak, ya saya pun akhirnya ke TU (ke bawah lagi) buat minjem kabel lcd, apesnya, kabel di TU habis dan finally kita kuliah statistika tidak pakai lcd, kuliah buta, dosen hanya ngoceh di depan kita, dan kita hanya bisa menghayal tentang angka-angka itu. Sadar akan suasana kelas yang tidak nyaman, dosen pun mengakhiri kuliah hari itu. Hebat…..!!!! yang sudah naik turun, sudah lari, sudah melas demi berlangsungnya ini kuliah, ternyata kuliah hanya berlangsung 15 menit dan dosen minta ganti perkuliahan hari itu. Kesepakatan dengan teman-temanpun terjadi, kita adakan kuliah pengganti 7 januari jam 10.

Kelelahan ini sedikit terobati setelah saya tahu kalau uas ob itu take home, tadinya saya mau langsung pulang naik kereta jam 2 tapi karena dosen statistik minta untuk menemui dia untuk memberikan tugas sebagai nilai uas, akhirnya saya memutuskan untuk balik ke cikarang jam 4. Setelah dzuhur saya standby di depan kajur menunggu sang dosen, mondar-mandir macam hansip dikajur, longokan pertama beliau lagi makan, longokan kedua beliau lagi memberi tanda-tangan ke mahasiswi lain, longokan ketiga akhirnya saya berhasil menemui beliau, beliau yang lupa meletakkan kertas print-an dimana membuat saya dan salah seorang temen mengikuti beliau yang lagi mondar-mandir mencari kertas printan. Ternyata hari itu juga beliau minta tugas itu di fotocopy, alhasil meskipun hujan, saya tetap ketukang fotokopi pake payung. Dan…. selesailah urusan dengan beliau.

saya menunggu waktu jam 3 sambil buka youtube melihat film 3 hati, 2 dunia, 1 cinta, internet yang tidak lemot dan hujan diluar membuat saya betah di kampus hingga malas untuk balik ke cikarang, saya pun galau hendak naik kereta jam 4 atau jam 6. Setelah bergalau-galau ria akhirnya saya memutuskan untuk naik kereta jam 4 karena kereta jam 6 pasti akan sesak banget. 15.15 saya cabut balik, agak telat saya ke stasiunnya dengan harapan ngga ketinggalan kereta. Pas sampe pertigaan jalan menuju teknik mesin, JENGGG JENGG ternyata disana banjir, saya yang saat itu harus buru-buru ke kemayoran akhirnya dengan tangguh menerobos banjir, ya sama seperti mahasiswa lain yang kayaknya menggunakan kata mau ngga mau, tidak perduli apapun yang terjadi, saka angkat celana hingga sebatas lutut, tas dan sepatu dijinjing, saya jalan pelan-pelan agar tidak masuk got, setiap ada mobil lewat saya coba untuk minggir mendekati got agar air tidak mengenai lutut, maklumlah saya termasuk wanita dengan badan mini sehingga saya lebih dalam terendam air banjir ketimbang orang lain yang badannya tinggi. Alon-alon asal kelakon, oke kata-kata itu berhasil memotivasi saya saat itu dan berhasil membuat saya melewati banjir hingga akhirnya naik metromini 47 menuju terminal senen.

Hujan yang baru reda membuat metromini penuh penumpang, saya sendiri tidak kebagian duduk dan terpaksa berdiri di belakang, metromini melaju seperti biasa, santai saat tidak ada lawan dan heboh ketikan ada lawan, saya dan penumpang lain pun berusaha menyamankan diri di dalam  bus yang tarifnya jauh dekat 2000perak itu. Metromini sudah sampai di cempaka putih yang saat itu juga ternyata lagi terendam banjir, akhirnya saya membaca surat-surat pendek di dalam bus agar metromini yang nekat nerobos banjir tidak mati mesinnya karena kalau sampai hal itu terjadi sudah pasti sang sopir akan menurunkan saya di cempaka putih. Alhamdulillah mungkin berkat ridho Allah juga berkat doa seluruh penumpang juga berkat kepintaran abang-abang menghitung tinggi bus dan tinggi air banjir sehingga berhasillah penumpang metromini 47 melewati banjir di cempaka putih dengan selamat sehat sejahtera mawadah warahmah.

Dan… taraaa….

Sampailah saya di terminal senen, karena tekad untuk mengejar kereta, sampai sana (terminal senen) saya terpaksa harus lari-lari mengejar metromini P11 yang siap meninggalkan terminal dan sudah penuh penumpang itu, untungnya jalanan senen-kemayoran tidaklah macet, turun dari metromini saya merasakan tatapan kereta odong-odong yang sedang menunggu kereta lain lewat, tatapan kereta yang seakan berkata “cepetan ris, lari!!!lari!!!mumpung gue lagi ditahan nih”. Untuk kesekian kalinya saya lari menuju loket yang sepi tanpa antrian, bener aja pas banget kaki kanan naik kereta, itu kereta sudah menyalakan klakson dan siap melaju kencang, saya pun segera mencari tempat duduk yang kosong, Alhamdulillah dapet duduk dan keburu juga naik kereta, rasanya capek banget harus lari-larian tadi.

Di kereta suasana seperti biasanya, ada orang yang diem aja karena ngga ada temen ngobrol contohnya saya, ada yang heboh ngerumpi dengan genk-nya (ya maklum saja, kereta api local menuju cikampek ini hanya berangkat di jam-jam tertentu, sehingga kalau orang yang setiap hari naik ini kereta biasanya sih  memiliki genk tersendiri) , ada juga yang sok akrab berbincang dengan orang disebelahnya. tidak terasa kereta udah sampai stasiun cikarang, satu stasiun lagi saya turun, dan ritualnya sih kalo sudah sampai di stasiun ini, saya selalu sms babeh minta jemput.

“pak, riris udah di cikarang”, sms saya ke babeh, dengan harapan di bales “ya” sama beliau.
Tapiiiiiii SALAH, kali ini kurang beruntung. “iya, naik angkot ya mbak, ujan, bapak males, jalan becek”
Woooooowwww babeh… aku capek banget hari ini dan tega nian dirimu *teriak dalam hati sambil hembuskan nafas*

Sempet setan berbisik di telinga gue “makanya jangan kelamaan jadi jomblo, nyaman banget hidup sendiri, Punya pacar juga perlu kali, kalo babeh lo ngga bisa jemput, terus sekarang lo mau minta jemput siapa?? Tukang ojek kudu bayar, sopir pribadi punya mobil aja ngga. Emang enak…” halah…. saya jadi ngomelin diri sendiri. Dengan kelapangan hati saya meng-iya-kan perintah babeh.

Badan capek, ngantuk, laper, dingin, sepi, semuanya deh berasa banget malem itu. Di angkot pun penumpang hanya diam-diaman karena tidak saling mengenal. Akhirnya saya sampai rumah dengan selamat dan seribu keluh kesah di hari ini 21 desember 2012. 

Hari ini terbukti banget kalau issue-issue di luar sana tidak benar mengenai kiamat besar, tapi benar mengenai kiamat kecil, ya kiamat versi riris.
Semoga ada hikmah yang bisa diambil dari cerita diatas….
Ya kalau pun tidak ada hikmahnya, coba deh dipikir-pikir lagi, yakali ada hikmahnya cuma kalian kurang teliti nyarinya.
Tapi kalo benar-benar tidak ada hikmahnya, ya semoga anda tidak menyesel ya karena sudah membaca tulisan ini.
Nah kalo tidak ada hikmahnya dan nyesel baca tulisan ini, itu berarti anda sensi dengan saya.
Sampai jumpa.  Terima kasih

1 komentar:

Muhamad Subhan Amarullah mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Posting Komentar