Beberapa hari lalu, salah satu teman mengirim
chat yang diawali dengan kalimat...
"bener
ris, jodoh pasti bertemu tp gue ama dia bertemu di pelaminan dan gue sebagai
tamu undangan"
Saya sempat sedih membayangkan posisinya saat itu karena yang saya tau jika dia dan wanitanya ini merupakan
pasangan yang cocok saat Sekolah Menengah. Di chat dia mengungkapkan penyesalannya terhadap sikapnya dahulu pada wanita itu. Dia
mengaku bahwa dia menyesal karena tidak bisa menjaganya, menyesal karena pernah mengabaikan, dan menyesal tentang beberapa kekeliruan lain yang dilakukannya
dulu terhadap wanita itu. Meski begitu… bukan berarti temen saya ini masih cinta atau belum ikhlas si wanita nikah dan bahagia bersama
suaminya.
Sebagai temen yang baik, selain memberi semangat... saya juga mencoba untuk memberi saran tapi karena saya sendiri pun sebulan lalu baru saja pataharapan akhirnya saya tidak terlalu banyak memberi saran.
Bagi saya selalu ada hikmah di balik kejadian sepahit apapun. Berbuat salah itu memang jelas akan menyesalkan. Tapi kesalahan akan ada sisi positif jika dijadikan sebagai pelajaran. Dari kesalahan yang pernah tejadi, kita semakin sadar betapa pahit dan mahalnya harga sebuah kesalahan.
Semuanya kembali lagi ke diri sendiri sih.... Apakah kita mau menikmati rasa bersalah ini berlarut-larut atau sesegera mungkin mengabaikannya.
Yang selalu saya ingat dari pelajaran neuroanatomi di kampus adalah Otak bekerja atas izin kita.
Semoga semua bahagia selalu.
Ini mungkin bisa dijadikan pelajaran buat siapapun yang sedang menjaga hati seseorang. Bahagiakan! Jaga ia! Jangan diabaikan.
Sungguh perih bila kita termasuk golongan orang yang merasa memiliki setelah kehilangan.
Lagu Let her go nya passenger
pas banget nih didengar untuk ingat chat teman sambil ngupi :')
0 komentar:
Posting Komentar