Untuk nyonya di kompleks yang sama
Hai nyonya, apa kabar?
Aku dengan kabarmu tak baik.
Kau terkena penyakit yang
ditakuti para wanita
Hai nyonya, ku doa kan kau lekas
sembuh.
Ya, aku mendoakanmu.
Nyonya, ingatkan 3,5tahun yang
lalu?
Aku lewat dihadapanmu dengan
membawa buku.
Ah… tak ada maksudku untuk
membuka luka lama tapi luka ini memang selalu terbuka.
Nyonya, kau ingat cibiranmu?
“Lho, kamu masih belajar? Anak
saya (yang tak tega ku sebut namanya) sudah di terima di perguruan tinggi neger
ternama (yang tak ingin ku sebut namanya).”
Nyonya, sudahkah anakmu lulus?
Bolehkah aku lewat dihadapanmu
dengan medaliku juga skripsiku?
Sudahlah, terimakasih nyonya
karena cibiranmu aku diterima di PTN pilihanku.
Terima kasih karena cibiranmu aku
lulus kuliah lebih cepat dari anakmu.
Baiklah nyonya,
Aku sudah dosa memendam dendam
ini.
Aku tak mau menambah dosa dengan
menghampirimu dan membalas cibiranmu.
Aku juga tak berani kurang ajar
pada yang lebih tua.
Sudahlah, ku doakan sekali lagi
semoga kau lekas sembuh dan anakmu lekas lulus.
0 komentar:
Posting Komentar