Wisuda 6 Maret 2014

Jumat, 19 September 2014

Awal September kemarin sempat datang ke acara wisuda Ina, jadi inget wisuda saya bulan Maret.

“kau datang dan jantungku berdekup cepat, kau buatku terbang melayang, tiada ku sangka getaran ini ada saat jumpa yang pertama. (……….) could it be love could it be love could it be could it be could it be love” lagu raisa ini menjadi lagu pengantar saya menuju ke Hall D JI Expo kemayoran. Lagu ini diputar om di mobilnya saat menuju ke salah satu tempat bersejarah dalam hidup saya itu. Lagu yang pastinya akan mengingatkan saya tentang moment pagi hari sebelum wisuda.

Teringat beberapa jam lalu, jam 4 harus mandi dan siap-siap ke salon untuk mempercantik diri agar terlihat indah di acara wisuda nanti. Jam 6 sudah di rumah nenek untuk sarapan dan jam 7.30 sudah berangkat menuju tempat acara. Letak kemayoran yang tidak jauh dari rumah nenek ditambah itu merupakan hari kamis jadi jalanan tidak macet membuat jam 8.30 saya sudah di tempat acara. Om saya hanya mengantar, beliau tidak ikut karena harus kerja. Jadilah saya hanya ditemani ibu dan bapak. Raras dan jidah (nenek) pun tidak ikut karena di undangan mengatakan kalau acara baru selesai jam 13.25 jadi kami takut mereka lama nunggu.

Saat sampai di Hall D2 JI Expo Kemayoran, yaaa ramai pastinya. Banyak wisudawan/wati bersama keluarga, banyak penjual bunga, banyak penjual boneka, dan penjual pernak pernik lain.  Acara dimulai tepat waktu, semua berjalan baik, berjalan sebagaimana mestinya. Entah saya yang kurang peka atau memang hari itu rasa hikmat enggan datang ke hati ini, tak ada air mata setetespun yang keluar,  biasa saja. Di dalam gedung saya malah sibuk berfoto. Oh ya selamat untuk sahabat, Yuli Mulawati yang terpilih sebagai wisudawan terbaik dengan IPK 3,7 (kalo tidak salah).

Hingga tiba saat mengucapkan ikrar wisudawan. Saya memilih untuk tidak mengucapkan ikrar yang nomor 3, entahlah, saya takut ditagih pertanggung jawaban di akhirat karena bunyinya  “Mengabdi Pada Nusa dan Bangsa”.

Tidak seperti yang diceritakan banyak orang, tidak ada suasana haru yang saya rasakan. Yang ada hanya bahagia, bahagia semua langkah dalam menggapai strata 1 telah selesai. Acara selesai jauh berbeda dengan perkiraan yang tertulis di undangan, jam 12 acara sudah selesai. Kami sudah keluar ruangan. Bertemu keluarga, berfoto bersama, dan membagi kebahagiaan dengan semua yang telah menunggu dan meluangkan waktunya di luar gedung.

Saya mulai panik saat ina, gery, subhan, agatha, dan amel yang berniat untuk datang memberikan selamat tak jua hadir. Bukan mereka terlambat tapi acara yang selesai lebih awal. Dengan bujuk rayu saya memaksa orang tua untuk tunggu sejenak, merayu mereka agar mau pulang jam 3 sore karena saya harus menunggu mereka yang sedang diperjalanan menuju kemayoran. Alhamdulilah mereka mau menunggu. Akhirnya jam 15.00 saya balik lagi ke matraman dan melanjutkan foto bersama jidah dan raras. Ya begitulah wisuda strata satu saya, biasa aja, ga se-drama yang saya bayangkan.

Alhamdulillah terima kasih untuk Allah, untuk ibu dan bapak, untuk raras dan jidah, dan Terima kasih yang sudah menyempatkan waktu untuk datang, untuk ina dan gery, untuk  subhan, untuk agatha, dan untuk amel.